Peristiwa Asyura (bahasa Arab: واقعة عاشوراء) adalah pertempuran antara pasukan Imam Husain as dan pasukan Yazid bin Muawiyah yang dikomandani oleh Umar bin Sa’ad. Pertempuran ini terjadi pada hari ke-10 bulan Muharram tahun 61 H/681 di Karbala. Akibat dari pertempuran itu, Imam Husain as, keluarga dan para penolong setianya gugur syahid. Orang-orang yang selamat, perempuan-perempuan dan anak-anak, ditangkap dan dibawa ke Kufah dan Syam. Kejadian ini sangat penting bagi kaum Syiah dan mereka setiap tahun di semua tempat mengadakan acara duka dengan mengingat keutamaan-keutamaan Imam Husain as dan para syahid Karbala.
Jumlah Surat Masyarakat Kufah kepada Imam Husain as
Para ahli sejarah menuliskan surat yang sampai kepada Imam Husain as di Mekkah dalam jumlah yang berbeda-beda:
- Sekelompok orang menuliskan 150 surat dimana setiap surat mencakupi satu, dua atau 4 orang.[1]
- Thabari berpendapat surat yang sampai kepada Imam Husain as sebanyak 50. [2]
- Baladzuri berpendapat ada 50 surat.[3]
- Ibnu Sa’ad berpendapat jumlah penulis surat 18 ribu orang. [4]
Dalam menyimpulkan pandangan sejarawan tentang hal ini, tampaknya jumlah 150 surat lebih mendekati kenyataan atas dasar banyaknya orang-orang yang meyakini hal itu dan sumber-sumber rujukan yang klasik.
Di Kufah
Orang-orang yang Membaiat Muslim
Jumlah masyarakat Kufah yang membaiat Muslim bin Aqil juga dinukilkan secara berbeda-beda:
- Sangat banyak sumber-sumber referensi yang mengatakan bahwa jumlah orang yang membaiat Muslim adalah 18 ribu orang.[5]
- Sebagian menuliskan 12 ribu orang. [6]
- Pada hadis yang dinukil oleh Imam Baqir as jumlah orang yang membaiat Muslim adalah 2 ribu orang. [7]
- Ibnu A’tsam dan Al-Khawarizmi menulis 20 ribu orang. [8]
- Ibnu Syahr Asyub mencatat 25 ribu orang. [9]
- Ibnu Qutaibah dan Ibnu Abdurabah lebih dari 30 ribu orang. [10]
- Ibnu ‘Asakir dan Ibnu Nama Hilli melaporkan (ditempat lain menurut nukilan Sya’bi) 40 ribu orang. [11]
Pada sebuah laporan, Zaid bin Ali dalam menjawab pertanyaan Salmah bin Kuhail, jumlah orang-orang Kufah yang membaiat kakeknya, Imam Husain as sebanyak 80 ribu orang. [12] Nampaknya jumlah ini mendekati dengan orang-orang yang mengumumkan kesiapan diri untuk bertempur melawan pasukan Yazid. Laporan Thabari dari Abu Mikhnaf yang melaporkan 18 ribu orang memiliki kebenaran yang lebih banyak, khususnya hal itu juga merupakan referensi klasik sehingga membuat laporan ini lebih bisa diterima.
Warga Kufah yang bersiap Perang
Pada sebagian laporan ditulis bahwa jumlah masyarakat Kufah yang siap berperang melawan pasukan Yazid adalah 100 ribu orang. [13]
Orang-orang yang Mengadakan Perlawanan bersama Muslim bin Aqil
Abul Faraj Isfahani menulis: “Ketika Muslim keluar, masyarakat Kufah mengelilingi Muslim hingga masjid dan gang-gang Kufah penuh”. [14]
- Ibnu Sa’ad Dzahabi: “Orang-orang yang menyertai Muslim dalam perlawanan di Kufah adalah 400 orang”. [15]
- Thabari dan Syaikh Mufid: 4 ribu orang. [16]
- Ibnu A’tsam, Mas’udi dan Al-Khawarizmi: 18 ribu atau lebih. [17]
- Ibnu Syahr Asyub, 8 ribu orang. [18]
- Ibnu Hajar Asqalani menulis 40 ribu orang. [19]
- Laporan Thabari dari Abu Mikhnaf dan Syaikh Mufid, yaitu 4 ribu orang lebih bisa dipercaya.
Pengepung Muslim
Dalam peristiwa ditangkapnya Muslim oleh pasukan pemerintah Kufah, sebagian sumber menulis orang-orang yang bertanggung jawab untuk menangkap Muslim adalah 60 atau 70 orang[20] dan menurut sebagian sumber rujukan yang lain 100 orang[21] atau 300 orang.[22]
Durasi Perlawanan Imam Husain
Perlawanan Imam Husain as dimulai semenjak hari ketika Imam Husain as tidak bersedia memberi baiat kepada Yazid hingga hari Asyura yaitu dalam rentang waktu selama 175 hari. Selama masa itu, 12 hari berada di Madinah, 4 bulan 10 hari di Mekah dan 23 hari berada di perjalanan antara Mekah hingga Karbala dan 8 hari berada di Karbala (tanggal 2 hingga [10 Muharram]]).
Jumlah Rumah yang disinggahi
Imam Husain as untuk sampai hingga Karbala singgah di 18 rumah antara Mekah hingga Kufah (kira-kira 430 km). Jarak antara dua tempat persinggahan itu antara 3 hingga 5 farsakh (16 hingga 27 km).
Jumlah Sahabat Imam Husain as
Sayangnya, tidak ada metode yang akurat untuk mengetahui jumlah secara pasti tentang penolong Imam Husain as. Sumber-sumber dokumen dan sumber-sumber pertama yaitu orang-orang yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri tidak mencatat secara teratur dan tidak mengikuti kaedah-kaedah tertentu dalam menulis jumlah penolong Imam Husain dan dalam melakukan pencatatan terhadap nama orang-orang yang terlibat dalam sejarah dan kejadian itu. Kadang-kadang seseorang ditulis dengan berdasarkan kriteria yang bermacam-macam seperti: nama, julukan, nama ayah, nama ibu, warna kulitnya yang gelap, silsilah keluarga. Dari sisi lain, jumlah penolong Imam Husain as dalam semua tahapan perlawanan tidak dicatat. Dengan memperhatikan apa-apa yang telah dijelaskan, supaya laporan mengenai jumlah sahabat Imam Husain as menjadi sebuah laporan yang jelas, maka akan dibagi menjadi 4 tahapan zaman dan tempat semenjak tahapan perlawanan dimulai:
Keluar dari Madinah
Sangat banyak dari literatur-literatur yang ada, tidak memberitakan tentang jumlah sahabat-sahabat yang menyertai Imam Husain as. [23] Jumlah yang ada dalam kaitannya dengan hal ini hanya riwayat yang berasal dari Imam Shadiq as tentang jumlah penolong dan Ahlul Bait as yang menyertai Imam Husain as, yaitu sebanyak 21 orang. [24]
Keluar dari Mekah
- Ibnu Sa’ad menulis jumlah orang-orang yang menyertai Imam Husain as sebanyak 60 orang dan 19 orang berasal dari Bani Hasyim (perempuan, laki-laki dan anak-anak). [25]
- Ibnu ‘Asakir dan Ibnu Katsir dalam laporannya tidak menuliskan jumlah Ahlul Bait as secara jelas, namun jumlah penolong Imam Husain as adalah 60 orang yang berasal dari Kufah. [26]
- Ibnu Qutaibah Dainawari dan Ibnu Abdu Rabah menulis berdasarkan nukilan dari perkataan Muslim bin Aqil ketika ia gugur sebagai syahid (bertepatan dengan zaman keluarnya Imam Husain as dari Mekah) bahwa orang-orang yang menyertai Imam Husain as, baik laki-laki maupun perempuannya adalah 90 orang. [27]
- Ibnu A’tsam, Al-Khawarizmi, Muhammad bin Thalhah Syafi’i, Arbili dan Ibnu Sabagh Maliki menulis orang-orang yang menyertai Imam Husain as ketika beliau keluar dari Mekah adalah 82 orang. [28]
- Ibnu Katsir ditempat lainnya menulis bahwa orang-orang yang menyertai Imam Husain as ketika keluar dari Mekah adalah 300 orang.[29]
Di Karbala
- Ammar Dehnawi menukil dari Imam Baqir as menulis bahwa penolong Imam Husain as ketika memasuki Karbala adalah 145 (45 orang penunggang kuda dan 100 orang pejalan kaki). [30]
- Sebagian sejarawan menulis 89 orang, dengan penjelasan sebagai berikut: 50 orang adalah sahabat Imam, 20 orang pasukan musuh (yang akhirnya bergabung dengan pasukan Imam Husain as) dan 19 orang berasal dari keluarga Ahlulbait as. [31]
- Sebelumnya, sebagian mereka menuliskan bahwa jumlah penunggang kuda menuju Karbala adalah 32 orang. [32]
-
- Ya’qubi melaporkan bahwa jumlah sahabat dan Ahlul Bait as Imam adalah 62 atau 72 orang.[33]
- Mas’udi satu-satunya orang yang menuliskan bahwa jumlah sahabat Imam Husain as ketika memasuki Karbala bersamaan dengan pasukan Hur sebanyak 500 penunggang kuda dan kira-kira sebanyak 100 orang pejalan kaki. [34]
- Ibnu Syahr Asyub menulis jumlah penolong Imam Husain as di Karbala sebelum Tragedi Asyura adalah 82 orang. [35]
- Ibnu Abar Balansi[36] menulis lebih dari 70 penunggang kuda dan 70 orang pejalan kaki. [37]
Dari laporan-laporan lainnya yang ada, bisa disimpulkan bahwa penolong Imam Husain as adalah antara 70 hingga 90 orang.
Hari Asyura
- Yang paling terkenal dan paling banyak nukilan tentang jumlah sahabat Imam Husain as pada hari Asyura adalah 72 sahabat. Dzahak bin Abdullah Masyriqi menulis penolong Imam Husain as pada hari Asyura adalah 72 orang (32 orang penunggang kuda dan 40 pejalan kaki). [38]
- Laporan Hashin bin Abdurahman dari Sa’ad bin Ubaidah bahwa pasukan Imam Husain as hampir berjumlah 100 orang. [39]
- Thabari menukil dari Abu Mikhnaf dari perkataan Zaid bin Ali menulis bahwa penolong Imam Husain as adalah 300 orang. [40]
- Qadhi Nu’man Maghribi menulis kurang dari 70 orang. [41]
- Mas’udi penulis kitab Itsbat al-Washiyah menulis sebanyak 61 orang. [42]
- Al-Khawarizmi berdasarkan sebuah riwayat menulis bahwa penolong Imam Husain as pada hari Asyura adalah 114 orang. [43]
- Sabath bin Jauzi, 145 orang (45 orang penunggang kuda dan 100 orang pejalan kaki. [44]
- Ibnu Hajar Haitami (w. 974 H/1566) menulis lebih dari 80 orang. [45]
Laporan jumlah penolong Imam Husain as pada hari Asyura sebanyak 72 orang dari sisi keklasikan referensi dan validnya sumber dan juga banyaknya yang menukilkannya, lebih bisa dipercaya.
Bersambung ke:
Peristiwa Asyura dalam Statistik (Bagian II)
Catatan Kaki:
- Ibnu A’tsam, Kitāb al-Futuh, jld. 5, hlm. 29; Syaikh Mufid, al-Irsyād fi Ma’rifah Hujajillah ala al-‘Ibād, jld. 2, hlm. 38; Ibnu Syahr Asyub, Manāqib Ali Abi Thalib, jld. 4, hlm. 98; Ibnu Jauzi, Al-Muntazham fi Tārikh al-Muluk wa al-Umam, jld. 5, hlm. 327; Khawarizmi, Maqtal al-Husain As, jld. 1, hlm. 283; Kasyf al-Ghummah, jld. 2. Hlm. 253; Muhammad Thalhah Syafi’i, Mathālib al-Su’ul fi Manāqib al-Rasul Saw, jld. 2, hlm. 146; Sayid ibnu Thawus, Al-Luhuf ala Qatli al-Thufuf, hlm. 24; Ibnu Katsir, Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, jld. 8, hlm. 162; Ibnu Hajar ‘Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib, jld. 2, hlm. 302.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 262. Thabari menulis: “Mereka membawa tiga dan lima puluh halaman”. Namun para peneliti pada masa sekarang ini kalimat «ثلاثه» (tiga) adalah kalimat yang telah didistorsi dan aslinya adalah «مائه» (sedikit/kurang) dan laporan Thabari juga mengabarkan bahwa surat itu berjumlah 150. Bukti hal ini adalah keterangan dari Syaikh Mufid, Ibnu A’tsam, Khawarazmi dan Sabath Ibnu Jauzi yang mengatakan bahwa jumlah surat itu adalah 150, kemungkinan keterangan jumlah ini diperoleh dari Abu Mikhnaf (Muhammad Hadi Yusufi Gharawi, Waq’ah al-Thaf, hal. 93). Namun sebagaimana yang tertulis di teks itu, Baladzuri melaporkan 50 orang meskipun ia menukil dari Abu Mikhnaf. Demikian juga Sabath bin Jauzi melaporkan 150 surat yang dinukil dari Ibnu Ishaq, bukan Abu Mikhnaf (Ibid, hlm. 244).
- Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 370.
- Muhammad bin Sa’ad, Terjemah al-Husain as wa Maqtaluhu, periset: Sayid Abdul Aziz Thabathabai, Fasl Nāmeh Turatsuna, tahun ke-3, no. 1, 1408, hlm. 147.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 275; Abu Hanifah Dinawari, Al-Akhbār al-Thiwāl, hlm. 235; Syaikh Mufid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 41, Ibnu Jauzi, Ibid, jld. 5, hlm. 325; Sabath Ibnu Jauzi, Tadzkirah al-Khawāsh, jld. 2, hlm. 141; Ibnu Nama Hilli, Matsar al-Ahzān, hlm. 21; Sayid Ibnu Thawus, Al-Luhuf ala Qatli al-Thufuf, hlm. 25; Dzahabi, Sair A’lām al-Nubala, jld. 3, hlm. 299; Ibnu Unabah, ‘Umdah al-Thālib fi Ansāb Ali Abi Thālib As, hlm. 191-192.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 259 menurut nukilan Amar Dahani, Ibnu Asakir, terjemah Imam Husain as, hlm. 302; Ibnu Syahr Asyub, Manāqib Ali Abi Thalib, jld. 4, hlm. 99; Dzahabi, Sir I’lam al-Nubala, jld. 3, hlm. 306; Ahmad Hajar Haitami, Al-Shawā’iq al-Mahraqah fi Radd Ahlu Bada’ wa al-Zindiqiyah, hlm. 196; Mas’udi, Muruj al-Dzahab wa Ma’ādin al-Jawāhir, jld. 3, Sabath bin Jauzi, Tadzkirah al-Khawāsh, jld. 2, hlm. 141 dituliskan bahwa terdapat 18 ribu orang menurut pendapat lain.
- Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld. 11, hlm. 43 Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 44, hlm. 68. Namun sebagian sumber mengatakan 18 ribu orang, bukan 20 ribu orang (Salim bin Qais kitab Sulaim bin Qais al-Halali, hlm. 188; Majlisi, Bihār al-Anwār jld. 27, hlm. 212). Khan Mir juga mengisyaratkan tentang pendapat ini (Ghiyāts al-Din bin Hamam al-Din Husaini (Khan Mir), Tārikh Habib al-Sir fi Akhbār Afrad Basyar, jld. 2, hlm. 42.
- Ibnu A’tsam, jld. 5 hlm. 40; Maqtal al-Husain As, jld. 1, hlm. 290.
- Ibnu Syahr Asyub, Op cit, jld. 4, hlm. 99. Ia melaporkan data ini setelah Muslim tinggal di rumah Urwah.
- Ibnu Qutaibah Dinawari, Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 8; Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdurabbihi Andalusi, Al-‘Iqd al-Farid, jld. 4, hlm. 354.
- Ibnu ‘Asakir, Terjemah Imam Husain as, hlm. 284, Ibn Nama Hilli, Matsar al-Ahzān, hlm. 16.
- Thabari, ibid, jld. 5, hlm. 489 (Peristiwa tahun 121 H)
- Ibnu Sa’ad, Terjemah al-Husain wa Maqtalahu, hlm. 174; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 3m hlm. 422; Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 294; Syaikh Mufid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 71, Ibnu Nama Hilli, Matsir al-Ahzān, hlm. 16; Sabath Ibnu Jauzi, Tadzkirah al-Khawāsh, jld. 3, hlm. 133; Dzahabi, Sir I’lam al-Nubala, jld. 3. Hlm. 299.
- Abul Faraj Isfahani, Maqātil al-Thālibin, hlm. 70-71.
- Ibid, hlm. 175; Dzahabi, Sair A’lām al-Nubala, jld. 3, hlm. 299.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 26, menurut nukilan Abu Mikhnaf; Syaikh Mufid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 52.
- Ibnu A’tsam, Al-Futuh, jld. 5, hlm. 49; Khawarizmi, Maqtal al-Husain As, jld. 1, hlm. 297. Mas’udi berkata 18 ribu orang (Muruj al-Dzahab wa Ma’ādin al-Jawāhir, jld. 3, hlm. 68.
- Manāqib Ali Abi Thalib, jld. 4, hlm. 101.
- Tahdzib al-Tahdzib, jld. 2, hlm. 303.
- Thabari, Ibid, jld. 4, hlm. 279; Abul Faraj Isfahani, Maqātil al-Thalibin, hlm. 69; Mas’udi, Muruj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 69; Syaikh Mufid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 57; Thabarsi, I’lām al-Wara bi I’lām al-Hudā, jld. 1, hlm. 443, Ibnu Nama Hilli Matsir al-Ahzān, hlm. 240. Berkata hanya 70 orang.
- Dinawari, Al-Akhbār al-Thiwāl, hlm. 240.
- Ibnu I’tsam, Ibid, jld. 5, hlm. 53.
- Dinawari, Al-Akhbār al-Thiwāl, hlm. 228; Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 253; Syaikh Muid, al-Irsyād, jld. 2, hlm. 34; Ibnu A’tsam, Ibid, jld. 5, hlm. 22; Fital Naisyaburi, Raudhah al-Wā’idzin, hlm. 171; Thabarsi, I’lām al-Hudā, jld. 1, hlm. 435; Khawarizmi, ibid, jld. 1, hlm. 373; Sabath Ibnu Jauzi, ibid, hlm. 236.
- Syaikh Mufid, al-Amāli, majelis 30, hadis 1, hlm. 217, Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 24, hlm. 313.
- Ibnu Sa’ad, ibid, hlm. 170.
- Ibnu ‘Asakir, Terjemah Imam Husain as, hlm. 299; Ibnu Katsir, ibid, jld. 8, hlm. 178.
- Ibnu Qutaibah Dinawari, Al-Imāmah wa al-Siyāsah, jld. 2, hlm. 10, Ibnu ‘Abduiyah, Al-‘Iqd al-Farid, jld. 4, hlm. 355.
- Ibnu A’tsam, ibid, jld. 5, hlm. 69; Khawarizmi, Maqtal al-Husain As, jld. 1, hlm. 317; Muhammad bin Thalhah Syafi’i, Mathālib al-Soal fi Manāqib Ali al-Rasul, jld. 2, hlm. 73; Arbeli, Kasyf al-Ghumah, jld. 2, hlm. 253; Ibnu Sabbagh Maliki, al-Fushul al-Muhimmah, jld. 2, hlm. 73; Arbeli, Kasyf al-Ghumah, jld. 2, hlm. 6. Namun sumber-sumber literatur ini menyebutkan bahwa yang menyertai Imam Husain as, baik laki-laki maupun perempuan Ahlul bait as menulis jumlah ini.
- Ibnu Katsir, ibid, jld. 6, hlm. 259.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 292; Yahya bin Husain bin Ismail Jarjani Syajari, al-Amāli al-Khamisiyah, jld. 1, hlm. 191-192; Sayid Ibnu Thawus, Al-Luhuf fi Qatla al-Thufuf, hlm. 60; Dzahabi, Sir I’lām al-Nubala, jld. 3, hlm. 308; Ibnu Katsir, ibid, jld. 8, hlm. 214; Ibnu Hajar ‘Asqalani, al-Ashābah fi Tamiz al-Shahabah, jld. 2, hlm. 71; Ibid, Tahdzib al-Tahdzib, jld. 2, hlm. 304; Ibnu Nama, Khabar ‘Amar Dahani dari Imam Baqir as terkait dengan peristiwa Asyura (Matsir al-Ahzān, hlm. 39).
- Ibid, hlm. 178; Ibnu ‘Asakir, ibid, hlm. 329; Dzahabi, Sir I’lām al-Nubala jld. 3, hlm. 298 dan 300.
- Ibid, hlm. 177.
- Ya’qubi, Tārikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 243.
- Mas’udi, Muruj al-Dzahab, jld. 3, hlm. 71. Demikian juga Sabath bin Jauzi, ibid, jld. 2, hlm. 161; Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 45, hlm. 74. Menurut laporan Mas’udi, namun bukan 500 penunggang kuda melainkan 1000 penunggang kuda.
- Ibnu Syahr Asyub, Manāqib Ali Abi Thalib, jld. 4, hlm. 107.
- Balansiyah, sebuah kota yang berada di sebelah timur negara Spanyol, pada masa sekarang ini adalah kota Valensia.
- Ibnu Abbar, Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar Qadha’i, Durar al-Samath fi Khabar al-Sabbath, hlm. 104.
- Thabari, ibid, hlm. 320; Syaikh Mufid, ibid, jld. 2, hlm. 95. Diantara para sejarawan yang meyakini pendapat ini adalah: Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 3, 395; Dinawari, al-Akhbār al-Thiwāl, hlm. 256; Ibnu A’tsam, Kitāb al-Futuh, jld. 5, hlm. 101; Qadhi Nu’man Maghribi, Syarah al-Akhbār, jld.3, hlm. 155; Thabari, I’lām al-Wara bi I’lām al-Hudā, jld. 1, hlm. 457; Thabari, ibid, hlm. 320; Syaikh Mufid, ibid, jld. 2, hlm. 95. Sangat banyak ahli sejarah yang mempercayai pendapat ini: Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 3, 395; Dinawari, al-Akhbār al-Thiwāl, hlm. 256; Ibnu A’tsam, Kitab al-Futuh, jld. 5, hlm. 101; Qadhi Nu’man Maghribi, Syarah al-Akhbār, jld. 3, hlm. 155; Thabari, Dalāil al-Imamah, hlm. 178; Fital Nisyaburi, Raudhah al-Wa’idhin, hlm. 184; Khawarizmi, Maqtal Thabarsi, I’lam al-Wara bi A’lam al-Hudā, jld. 1, hlm. 475; Al-Husain As, jld. 2, hlm. 6; Ibnu Jauzi, A,-Muntadham, jld. 2, hlm. 6, Imaduddin Thabari, Kamil Bahai (al-Kāmil al-Bahai fi al-Saqifah), jld. 2, hlm. 281; Ibnu Katsir, jld. 8, hlm. 192.
- Thabari, Tārikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 295; Baladzuri, Ansāb al-Asyrāf, jld. 3, hlm. 424; Syamsuddin Dzahabai, Tārikh al-Islām, jld. 5, hlm. 15.
- Syamsuddin Dzahabi, jld. 5, hlm. 459 (terkait dengan kejadian tahun 121 H).
- Ibid, jld. 3, hlm. 154; Abu Zaid Ahmad bin Sahal Balhi, Al-Bada wa al-Tārikh, jld. 2, hlm. 241.
- Ali bin Husain Mas’udi, Itsbāt al-Wasiyah, hlm. 166.
- Muhammad bin Abi Thalib Husaini Musawi, Tasliyah al-Mujalis wa Zinah al-Majālis, jld. 2, hlm. 275; Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 45, hlm. 4.
- Tadzkirah al-Khawāsh, jld. 2, hlm. 160.
- Al-Shawa’iq al-Muhriqah, hlm. 197.
Tinggalkan Balasan