Syiahpedia.id – Najaf (bahasa Arab: النجف) adalah sebuah kota di Irak. Kota ini telah ditinggali sejak pra-Islam. Di kota ini terdapat makam Imam Ali bin Abi Thalib as dan dengan banyaknya Hauzah Ilmiah (pusat studi Islam) yang terdapat di kota ini, menjadikannya sebagai salah satu kota penting dalam dunia Islam-Syiah. Saat ini Najaf makin bertambah nilainya karena marjaiyat agama di sana punya kekuatan politik.
Letak Geografis
Najaf terletak sekitar 165 km di selatan kota Baghdad ibu kota Irak, 77 km sebelah tenggara kota Karbala dan 10 km selatan kota Kufah. Letaknya yang bersebelahan dengan kota kuno Hirah adalah bukti bahwa Najaf memiliki sejarah yang panjang. Di sebelah utara Najaf terdapat Wadi al-Salam, dan sebelah barat ada Laut kering Najaf, Gurun Suriah yang terbentang hingga Arab Saudi, Yordania dan Suriah.
Asal-usul Nama
Ada dua pendapat tentang asal-usul nama Najaf:
Nama Lain
Nama lain Najaf adalah al-Garra atau Garrayan, Hadd al-‘Adzra’, Hiwar, Judy, Wadi al-Salam, Dhuhr, Rabwah, [3]Baniqiya, [4]dan Masyhad.
Iklim
Dilihat dari letak geografis, Najaf merupakan daerah pertengahan antara kota dan gurun, yaitu terletak antara kota Kufah dan padang pasir yang terbentang luas di sekelilingnya. Daerah ini memiliki suhu yang sangat panas, pada waktu tertentu suhunya mencapai 50 derajat celsius. [5]
Sejarah
Pra Islam
Dikarenakan bersebelahan dengan kota kuno Hirah yang sejak milenium pertama sebelum Masehi merupakan pusat peradaban Bani Lakhmid dan Al Mundzir, Najaf pun ikut merasakan kemakmuran, kebudayaan dan peradabannya. Sebelum Islam, penduduk Arab kota Najaf banyak beragama Nashrani. Mereka banyak membangun gereja, di antaranya gereja bernama Mart Maryam yang masih ada hingga masa Islam. [6]
Masa Islam
Pada masa Islam, nama Najaf hanya tercatat dalam peristiwa perluasan Iran dan Irak. [7]
Sejak masa Harun al-Rasyid, karena terungkapnya letak makam Imam Ali as, mulai banyak yang bermukim di kota Najaf.
Pembangunan di Najaf
Sebelumnya, Najaf memiliki empat wilayah asli, yaitu Misyraq, Huwaish, Imarah dan Buraq. Masing-masing wilayah tersebut memiliki beberapa daerah kecil. Dengan adanya perluasan kota, secara keseluruhan Najaf terbagi menjadi dua kawasan, Kota Lama dan Kota Baru. Kota Lama meliputi empat wilayah lama, adapun Kota Baru adalah daerah-daerah yang baru ditambahkan. [11]
Pendirian Hauzah Ilmiah Najaf
Di masa Revolusi Konstitusi Iran, para mujtahid yang menetap di Najaf, antara lain, Akhund Khurasani dan Ayatullah Naini, mengepalai bidang pemikiran dan agama guna mendukung dan mengarahkan revolusi tersebut.
Pada masa pemerintahan Ba’ath, Hauzah Ilmiah Najaf mengalami tekanan keras, meski demikian Hauzah Najaf berhasil bertahan dan tetap mejadi salah satu pusat pendidikan dunia Syiah yang produktif.
Situs Sejarah Najaf
Istana Khawarnaq dibangun oleh Nu’man Bin Imru’ al-Qais, salah satu penguasa Dinasti Lakhmid. Istana ini dibangun di 2 km Najaf sebagi tempat tinggal Bahram, putra Yazdegerd. Beberapa masa yang lalu bekas pondasi bangunannya masih bisa terlihat, namun saat ini tidak ada lagi sisanya.
Najaf pernah punya benteng yang berdiri kokoh sejak masa Dinasti Utsmani. Haji Muhammad Husain Khan Shar A’zam Isfahani merenovasi dinding benteng itu dan menambahinya dua pintu. Pintu gerbang Najaf bersebelahan dengan dinding benteng dan di sekitarnya dibangun pasar. Dulunya, benteng tersebut menjadi salah satu pintu masuk alun-alun yang ada di sana. Untuk kepentingan perluasan alun-alun, benteng itu dirobohkan dan sekarang lenyap tak bersisa.
Di paling ujung barat kota Najaf terdapat tempat bernama Shafah Shafi Shafa. Tempat ini merupakan pemakaman besar yang hingga saat ini masih ada.
Dulu di dekat kawasan makam Imam Ali terdapat pondok kelompok Bektasyi yang dibangun oleh penguasa Utsmani. Para syaikh dan pengikut Bektasyiyah tinggal di sana. Guna perluasan kawasan makam Imam, pondok tersebut dirobohkan.
Di km 40 jalan raya Najaf-Hillah, dekat Sungai Furat di daerah bernama Zulkifl terdapat makam nabinya Bani Israil. Sebagai pemimpin kaum Yahudi di sana, nabi itu disebut Zulkifli. Makam Nabi Zulkifli as berada di dalam bangunan yang terbuat dari batu bata. Pada abad lalu kaum Yahudi mendirikan pemukiman di tempat tersebut. Dulunya tempat itu dihuni oleh kalangan Yahudi Arab, namun kemudian mereka berpindah ke Palestina. Dulu, tiap tahun para peziarah Yahudi dari berbagai daerah datang ke tempat tersebut dan tinggal selama sebulan. Di dekat makam tersebut berdiri masjid yang konon di sana terdapat makam empat Hawariyun dan putri Nabi Zulkifli as.
Di pinggir sungai, tak jauh dari daerah Zulkifl, terdapat bukit yang di puncaknya berdiri sebuah menara yang memiliki ruang bawah tanah. Konon, dahulu Nabi Ibrahim as dilempar ke dalam api dari tempat itu. Menara dan bukit tersebut adalah peninggalan kota kuno Babylon.
Keutamaan Najaf
Banyak riwayat yang menerangkan keutamaan kota suci Najaf, di antaranya:
Tempat-tempat Ziarah
Selain pusara suci Imam Ali as, di Najaf juga terdapat banyak tempat ziarah lainnya, di antaranya:
Di Najaf terdapat makam Nabi Adam as, Nuh, Hud dan Nabi Shaleh as.
Wadi al-Salam adalah pemakaman kuno dan bersejarah di Najaf. Pemakaman ini meliputi area seluas 20 km persegi. Makam Nabi Hud, Nabi Shaleh as, para sayid dan ulama ada di sana. Banyak riwayat yang menjelaskan keutamaan pemakaman ini, di antaranya, Imam Ali as berkata, “Di tempat ini ruh para mukminin saling berkelompok dan berbincang. Setiap mukmin di manapun yang meninggal, ruhnya diperintahkan untuk menuju ke Wadi al-Salam, karena Wadi al-Salam adalah tempat surga.”
Makam para sahabat Nabi dan Tabiin
Di Najaf terdapat makam sebagian sahabat Nabi, tabiin, pengikut setia Imam Ali as dan cucu-cucu para Imam maksum. Mereka banyak dimakamkan di Tsawiah, tepatnya di km 3 Najaf jalan antara Masjid Hannanah dan Masjid Kufah, di antaranya:
Di sana juga ada makam Abu Musa al-Asy’ari, Ziyad bin Abih, Mughirah bin Syu’bah, Daud bin Hasan Mutsanna dan Hasan Makfuf.
Makam ulama
Banyak ulama besar yang dimakamkan di Najaf, di antaranya:
Makam beliau di samping Babu al-Thusi (Pintu Thusi) di kawasan makam Imam Ali as.
Beliau dimakamkan di sebuah ruangan di kawasan makam Imam Ali as.
Makam beliau terletak di dalam ruangan dekat menara selatan di kawasan makam Imam Ali as.
Makam Sayid Muhammad Mahdi Thabathabai, yang dikenal dengan Bahrul Ulum, dan anak-anaknya terletak di samping Halaman Syaikh Thusi.
Beliau dimakamkan di jalan masuk Babu al-Qiblah (pintu al-Qiblah), sebelah selatan halaman Makam Imam Ali as.
Makam dua ulama besar ini terletak di beranda yang ada di deretan utara kawasan makam Imam Ali as.
Sayid Muhammad Hasan putra Mirza Mahmud, yang terkenal dengan fatwanya yang mengaramakan tembakau, dimakamkan di area sebuah madrasah di luar kawasan makam Imam, tepatnya sebelah timur Babu Thusi.
Makamnya terletak di halaman makam Imam Ali as beranda ketiga sebelah timur Babu al-Qiblah.
Beliau dimakamkan di halaman makam Imam di pemakaman pertama sebelah timur Babu al-Qiblah.
Syaikh Abbas Muhaddis Qommi adalah penyusun kitab terkenal Mafatih al-Jinan dan Muntaha al-Amal. Beliau dimakamkan di samping gurunya, Mirza Husain Nuri.
Makam beliau terletak di urutan ketiga makam yang ada di sebelah selatan Gerbang Pasar. Beliau punya andil besar dalam peristiwa Revolusi Konstitusi. Tanbih al-Ummah dan Tanzih al-Millah adalah dua kitab karangan beliau yang merangkum pandangan politik menyangkut konstitusi.
Makam Para Raja dan Bangsawan
Dinasti Buwayhiyah
Dinasti Hamdan
Dinasti Hamdan merupakan para pejuang dan raja Syiah di abad ke-5 dan ke-6 H di Syam. Mereka memiliki peran besar dalam melawan penindasan yang dilakukan pasukan Bizantium. Raja mereka yang paling terkenal adalah Saifuddaulah Hamdani dan Nashiruddin al-Daulah. Menurut Syaikh Ali Kasyif al-Ghita’, Dinasti Hamdan memindahkan para jenazahnya dari Syam, Aleppo, Mosul dan Irak ke Najaf kemudian menguburnya di kawasan makam Imam Ali as.
Dinasti Ilkhanat dan Timuriyah
Ilkhanat Mongol adalah pemerintahan Islam di Iran yang rajanya bermazhab Syiah. Pada abad ke-8 dan ke-9 H mereka berkuasa di Irak. Sebagian pejabat Dinasti Jalariyiah dan Timuriyah dimakamkan di kawasan makam Imam Ali as. Namun saat ini letak makam mereka tidak diketahui keberadaannya. Hibah al-Din Syahrestani pernah melihat makam Timur Lenk, pendiri Dinasti Timuriyah, ada di dekat makam Syaikh Thusi.
Para Raja dan Bangsawan Dinasti Qajar
Para raja dan bangsawan dari Dinasti Qajar yang dimakamkan di kawasan makam Imam Ali as adalah sebagai berikut:
Masjid di Najaf
Di Najaf terdapat banyak sekali masjid. Sebagian masjid di sana memiliki nilai lebih dibanding masjid lainnya, di antaranya adalah:
Masjid ini sebelumnya adalah kediaman Syaikh Thusi. Ia berwasiat, setelah meninggal nanti supaya dimakamkan di sana dan menjadikannya sebagai masjid. Saat ini Masjid Thusi sangat terkenal di Najaf, letaknya di al-Mishraq.
Masjid Hindi adalah salah satu masjid terbesar di Najaf yang selalu dipenuhi jamaah shalat. Masjid yang memilki bangunan yang sangat kokoh ini pada tahun 1323 H/1905 direnovasi. Tiap tahunnya di bulan Muharam, di sana diadakan acara duka mengenang Imam Husain as. Di masa sekarang, Allamah Sayid Muhsin Hakim memperluas bangunannya.
Masjid yang dibangun atas donasi dan pengawasan Syaikh Murtadha Anshari ini berada di daerah Huwaisy. Ulama Hauzah Ilmiah banyak yang menggunakan masjid ini sebagai tempat belajar-mengajar. Termasuk yang pernah mengajar di masjid ini adalah Imam Khumaini dan Sayid Muhammad Kazim Thabathabai, salah satu ulama era Dinasti Qajar.
Masjid Syaikh Thuraihi dinisbatkan kepada Muhakkik Karaki, salah seorang ulama era Safawiyah. Pada tahun 1376 H/1956 masjid ini mengalami renovasi.
Masjid yang dinisbatkan kepada Imran bin Syahin ini, salah satu penguasa di masa Dinasti Buwayhiyah di abad ke-4 H, adalah salah satu masjid tertua di Najaf. Letaknya berada di jalan masuk halaman makam Imam arah Babu Thusi.
Masjid al-Khadhra’ terletak di sebelah timur halaman makam Imam. Dulunya masjid ini digunakan sebagai tempat mengajar Ayatullah Khui. Masjid yang dinisbatkan kepada Ali bin Mudhaffar ini memiliki sejarah panjang. Pada tahun 1380 H Haji Syaikh Ahmad Anshari Qommi merenovasi masjid tersebut.
Masjid-masjid yang terkenal lainnya adalah Masjid Al Kasyif al-Ghita’, Masjid Jawahiri, Masjid al-Ra’s dan Masjid Haidari.
Madrasah (sekolah agama) Najaf
Madrasah yang dibangun pada abad ke-9 ini adalah salah satu madrasah yang sangat tua dan terkenal di Najaf.
Madrasah ini dibangun oleh Mullah Abdullah Yazdi, salah seorang ulama besar Najaf pada pertengahan abad ke-10.
Syah Abbas dari Dinasti Safawi membangun madrasah ini di sebelah utara halaman makam Imam. Sampai ahir abad ke-14 H madrasah ini masih buka. Lambat-laun muridnya berkurang hingga habis. Akhirnya ruangan-ruangan di sana dijadikan tempat penyimpanan barang-barang makam Imam. Lama-kelamaan, sebutan “madrasah” itu hilang dan berganti dengan sebutan Darul Dhiyafah.
Madrasah Shadr merupakan salah satu madrasah besar di Najaf. Terletak di dalam pasar besar Najaf (al-Suq al-Kabir) dan berdempetan dengan kawasan makam Imam.
Madrasah yang terletak di Amarah ini dibangun oleh salah seorang wazir di masa pemerintahan Qajar bernama Mu’tamad al-Daulah. Syaikh Musa Kasyif al-Ghitha’, putra Allamah Syaikh Ja’far, ikut membantu pembangunan madrasah tersebut.
Madrasah ini terletak di daerah Mishraq depan makam Allamah Sayid Mahdi Barhrul Ulum dan Syaikh Thusi, dekat Madrasah Qawwam.
Merupakan madrasah besar dan terkenal, orang juga menyebutnya Madrasah Fathiyah.
Di era Saddam Husain madrasah ini dihancurkan.
Sebuah madrasah kecil yang terletak di sebelah selatan Babu Thusi.
Madrasah ini berada di daerah Amarah. Pada tahun 1367 H/1948 rezim Ba’ath merobohkan madrasah tersebut dan menjarah barang-barang yang ada.
Dibangun oleh Syaikh Kazim Bukhari dan terletak di daerah Huwaish.
Termasuk madrasah terkenal di Najaf, terletak di daerah Huwaish.
Madrasah besar yang ada di Huwaish.
Madrasah ini terletak di daerah Buraq.
Madrasah ini terletak di daerah Amarah dekat Masjid Hindi. Didirikan tahun 1324 H/1906, kemudian pada tahun 1384 H mengalami renovasi. Tahun 1412 H/1991, saat terjadi Kebangkitan Sya’ban, tentara rezim Ba’ath menghancurkan madrasah tersebut dengan bom dan membakar perpustakaannya.
Ini adalah madrasah paling terkenal, terbeser dan terbaik di Najaf, terletak di daerah Huwaish.
Madrasah ini dibangun atas rekomendasi Ayatullah Burujerdi dan di bawah pengawasan Syaikh Nashrullah Khalkhali, terletak di daerah Buraq.
Madrasah ini dibangun atas perintah Ayatullah Hakim. Setelah peristiwa Pemberontakan Sya’baniah, madrasah tersebut dihancurkan oleh tentara Saddam Husain. Setelah era Saddam, madrasah ini kembali dibangun. [16]
Madrasah yang dibangun atas perintah Ayatullah Khui ini juga dihancurkan pasukan Saddam Husain setelah peristiwa Pemberontakan Sya’baniah.
Madrasah ini dibangun atas perintah Ayatullah Sistani
Universitas yang terletak di daerah Hayyu al-Sa’ad jalan arah Kufah ke Najaf ini dibangun oleh Sayid Muhammad Kalantar, salah seorang tokoh Najaf. Saat ini Universitas Islam Najaf merupakan sekolah agama terbesar dan terpenting di Najaf.
Adapun madrasah-madrasah lainnya adalah sebagai berikut: Madrasah thahiriah, Rahbawi, Juharci, Abdul Aziz Bagdadi, Kalbasi, Alawiah, Murtadhawiah dan lainnya.
Perpustakaan di Najaf
Perpustkaan ini memiliki nama-nama lain seperti al-Haidariah, al-Khizanah al-Gharawiah dan Maktabah al-Shahn. Sejarah pendirian perpustakaan tersebut bermula pada abad ke-4 H atau bahkan sebelumnya. Orang yang memiliki andil besar dalam membangun dan mengembangkan perpustakaan ini adalah Adhud al-Daulah. Pada abad ke-8 H, tepatnya tahun 755 H, perpustakaan tersebut terbakar sehingga banyak kitab yang musnah, termasuk Mushaf Alquran yang ditulis Imam Ali as. Berkat usaha para ulama, perpustakaan ini dapat dibangun kembali. Namun sayangnya, karena tidak adanya perawatan, lambat laun perpustakaan ini menjadi mati. Banyak kitab yang dibawa keluar dari sana atau rusak. Dan sekarang ini, tidak banyak lagi khazanah yang tersisa di sana.
Perpustakaan ini dibangun oleh Allamah Amini pada Hari Raya Ghadir tahun 1373 H/1954. Perpustakaan Imam Amirul Mukminin as termasuk perpustakaan terlengkap dan ter-valid di kota Najaf.
Ini adalah salah satu perpustakaan tertua di Najaf yang dibangun oleh Haji Mirza Ali Muhammad Najaf Abadi pada ahir abad ke-13 H.
Selama bertahun-tahun Syaikh Tehrani mencari dan meneliti banyak kitab penting di berbagai wilayah di dunia, hususnya Mesir dan Iran. Ia mengumpulkan kitab yang didapat dan menyimpannya di perpustakaan pribadinya. Pada tahun 1375 H/1956 ia mewakafkan kitab-kitabnya untuk umum. Kitab yang ia miliki seluruhnya berjumlah 5000 jilid.
Perpustakaan ini didirikan oleh Haji Muhammad Husain khan Shadr A’dham pada awal abad ke-13 H. Saat itu perpustakaan ini adalah perpustakaan terpopuler di Najaf. Namun karena kurangnya perhatian, banyak kitab yang lenyap. Saat ini perpustakaan tersebut tidak memiliki peminat.
Perpustakaan yang terletak di ujung Jalan al-Rasul ini dibangun dengan gedung yang megah. Pendirinya adalah Syaikh Baqir Syarif Quraisyi.
Di antara perpustakaan penting lainnya adalah sebagai berikut: Perpustakaan Allamah Syaikh Muhammad Husain Kasyif al-Ghitha’, Perpustakaan Madrasah Qawwam, Perpustakaan Madrasah Sayid Muhammad Kazim Yazdi, Perpustakaan Madrasah Khalili, Perpustakaan Madrasah Akhund Khurasani, dan Perpustakaan Ayatullah al-Uzama Burujerdi.
Catatan kaki
Tinggalkan Balasan