Syiahpedia.id – Tafsir Furat al-Kufi (bahasa Arab:تفسير فُرات الکوفي) adalah tafsir riwayat berbahasa Arab karya Abul Qasim Furat bin Ibrahim bin Furat Kufi, seorang alim, muhaddis, mufassir Syiah pada pertengahan abad ke-2, ke-3 dan awal abad ke-4 H. Dalam tafsir ini, penulisanya hanya mengumpulkan ayat-ayat yang turun dalam kedudukan Ahlulbait as. Tafsir Furat al-Kufi merupakan sumber rujukan penting tafsir Syiah.
Tentang Pengarang
Tidak diketahui secara pasti terkait dengan peri kehidupan Furat al-Kufi, tahun kelahirannya dan tahun wafatnya. Namanya juga tidak tercantum dalam referensi-referensi klasik dan rijal. Namun dengan memperhatikan riwayat dari orang-orang yang meriwayatkan tafsirnya secara langsung, sebagian mengira bahwa ia termasuk ulama Syiah pada pertengahan ke-2 abad, ke 3 dan pada awal-awal abad ke-4. [1] Ulama rijal pada generasi awal Syiah seperti Ibnu Dawud Hilli, Allamah Hilli dan Muhammad bin Ali Ardabili tidak mengatakan materi-materi tertentu mengenai Furat Kufi. Namun ulama rijal pada masa sekarang [2] dan ulama-ulama pada abad-abad terakhir, menilai bahwa ia adalah termasuk perawi yang muwatstsaq (dapat dipercaya) karena riwayat-riwayatnya sejalan dengan hadis-hadis muktabar yang berasal dari Imamiyyah. [3] Aqa Buzurgh Tehrani menulis: Syaikh Shaduq dengan perantara ayahnya, Ali bin Babawaih dan Muhaddis Tsani seperti Hasan bin Muhammad bin Sa’id Hasyimi sangat banyak menukilkan kitab tafsir Furat al-Kufi dalam berbagai karyanya. [4]
Madzhab Pengarang
Terkait dengan madzab penulis kitab tafsir Furat al-Kufi bahwa ia adalah penganut madzhab Syiah, maka hal itu tidak ada perselisihan, namun tentang apakah ia termasuk Syiah Imamiyyah atau Zaidiyyah, maka terdapat perselisihan pendapat diantara para peneliti. Sebagian peneliti dengan memperhatikan bahwa riwayat-riwayatnya sesuai dengan hadis-hadis Ahlulbait as, maka berkesimpulan bahwa ia adalah seorang penganut Syiah Imamiyyah dan sebagian yang lainnya dengan memperhatikan bahwa dalam kitab Furat al-Kufi menukilkan hadis dari Zaidiyyah dan tidak adanya keterangannya mengenai 12 Imam, bahkan terdapat riwayat yang berasal dari Zaid bin Ali terkait dengan kekhususan Ishmah pada [5] 5 orang dari keluarga ‘Aba dalam tafsirnya, maka terdapat kemungkinan ketika menulis tasirnya, Furat bermadzab Syiah Zaidiyyah. [6] Meskipun demikian, riwayat-riwayat yang ada di Tafsir Furat berasal dari Imam Shadiq as dan Imam Ridha as. [7]Adanya riwayat-riwayat tentang keluarnya Qaim atau Imam Mahdi afs [8] dan juga riwayat-riwayat tentang sumber cahaya para Imam as yang bertentangan dengan pandangan Zaidiyah tentang hal ini, maka anggapan Furat sebagai penganut Syiah Zaidiyah menjadi lemah, meskipun kecenderungan Tafsir Furat kepada sebagian kepercayaan Zaidiyah tidak dapat dijauhkan. [9]
Para Guru dan Syaikh-syaikh Hadis
Riwayat-riwayat Furat Kufi pada tafsirnya ia peroleh dari beberapa syaikh. Furat al-Kufi dalam tafsirnya paling banyak mengambil riwayat tafsirnya dari Husain bin Sa’id bin Ahwazi (W. 250 H/864) termasuk salah seorang sahabat Imam Ridha as, Imam Jawad as, dan Imam Hadi as. Ia juga menukil riwayat dari Ja’far bin Muhammad bin Malik Fazari Kufi (W. 300 H/912) dan Ubaid bin Katsir Amir Kufi (W. 249 H/863). [10] Editor kitab tafsir ini dalam mukadimahnya menyebutkan terdapat 126 orang dari para syaikh Furat Kufi. [11]
Kedudukan Kitab
Semenjak abad ke-14 Hijriyah dan selanjutnya, sangat banyak dari ulama besar Syiah berkeyakinan bahwa Tafsir Furat al-Kufi merupakan kitab tafsir yang diakui dan meriwayatkan darinya. [12] Ulama-ulama yang menukilkan riwayat dari Tafsir Furat Kufi adalah Muhammad bin Hasan bin Ahmad bin Walid, Syaikh Shaduq yang menukilkannya dalam kitab Fadhl Ziyarat al-Husauin as dan juga Hakim Haskani, seorang ulama Ahlusunnah yang menukilkannya dalam kitab Syawahid al-Tanzil. [13] Para muhaddis seperti Allamah Majlisi [14], Syaikh al-Hurr al-Amili [15] percaya sepenuhnya kepada Furat dan riwayatnya. Ulama-ulama lainnya juga menjadikan Kitab Furat sebagai bahan referensinya dan meriwayatkan darinya seperti: Qadhi Sa’id Qumi dalam Syarah al-Arba’in, Masyhadi Qumi dalam Tafsir Kanz al-Daqaiq, Faidh Kasyani dalam Tafsir al-Ashfa, Hasyim bin Sulaiman Bahrani dalam kitab Al-Burhan fi Tafsir al-Quran, Mamati dalam Tanqih al-Maqal dan Muhammad Baqir Khunsari dalam Raudhat al-Jinan. [16]
Kandungan Kitab
Kitab ini terdiri dari 755 hadis tafsir al-Quran. Kebanyakan hadis-hadis berasal dari para Imam as, kemudian para sahabat dan sebagian dari Tabi’in. Tafsir Furat al-Kufi hanya menafsirkan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan kedudukan para Imam as. Riwayat ini pada umumnya berisi mengenai keperayaan-kepercayaan Syiah. Ayat-ayat yang dimaksud, ditakwilkan baik secara dekat maupun jauh (dari makna aslinya). [17] [18] Kitab tafsir ini diawali dengan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah Al-Nas. .
Metode Penafsiran dan Tipologi Tafsir
Tafsir ini ditulis secara berurutan, yaitu berurutan berdasarkan urutan surah-surah. Meskipun demikian, Tafsir Furat al-Kufi hanya mencantumkan ayat-ayat yang menurut pengarangnya memiliki kaitan dengan kepercayaan Syiah dan kedudukan Ahlulbait as.
Tafsir Furat al-Kufi adalah sebuah kitab tafsir riwayat yang hanya meriwayatkan tafsir dan tidak menyertakan pemikiran, ijtihad dan pandangan penulis tentang makna-makna ayat.
Cetakan
Tafsir Furat al-Kufi pertama kali dicetak pada tahun 1354 H di Najaf dengan mukadimah Syaikh Muhammad Ali Gharawi Urdubadi yang mencakupi 766 hadis. [19] Tafsir ini diriset dan diedit oleh Muhammad Kadhim dan dicetak oleh Wezarat Irsyad Islami pada tahun 1410 H di Tehran dan berisi 775 hadis.
Catatan Kaki
Tinggalkan Balasan