Al-Kāfi (Bahasa Arab: الکافي) adalah salah satu kitab hadis Syiah yang menjadi rujukan utama, paling penting dan paling muktabar di antara empat kitab standar dan primer umat Muslim Syiah yang dikenal dengan sebutan Kutub Arba’ah. Kitab ini ditulis oleh Tsiqat al-Islam Muhammad bin Ya’qub al-Kulaini (w. 329 H). Ia dari kalangan ulama ahli hadis pada kurun Ghaibat Sughra (masa kegaiban pertama Imam Mahdi as).
Kitab ini merupakan rujukan utama dari kalangan ulama dan cendekiawan Muslim Syiah yang terdiri dari 3 bagian pembahasan, yaitu, Ushūl, Furū’ dan Raudhah. Hadis-hadis yang dikumpulkan didasarkan pada kandungannya yang tidak memiliki pertentangan dengan Alquran dan kesesuaiannya dengan ijma’.
Al-Kulaini karena kedekatan masanya dengan Imam Mahdi afs dan sahabat-sahabatnya serta wakil Imam Zaman as yang empat, menjadikan riwayat-riwayat yang dituliskan dalam kitab ini, memiliki rantaian sanad perawi yang paling sedikit. Kehati-hatian dan perhatiannya yang besar dalam menerima nukilan hadis membuat sebagian orang berpendapat akan kesahihan semua riwayat yang terdapat dalam kitab ini.
Tentang Penulis
Tsiqah al-Islam, Syaikh al-Masyaikh, Muhammad bin Yakub bin Ishak al-Kulaini al-Razi, adalah salah seorang tokoh besar Syiah yang hidup dimasa Ghaibat Sughra tepatnya di antara pertengahan abad ketiga dan separuh awal abad keempat Hijriah dan dikenal sebagai ahli hadis terbesar Syiah.
Sebab Penamaan Kitab
Mengenai penamaan kitab dengan al-Kāfi, ada dua poin penting yang bisa diketengahkan:
Penjelasan dari al-Kulaini sendiri yang menuliskannya pada bagian Kitab Thahārat, “Kitab ini sudah mencukupi (kāfi) untuk semua cabang ilmu agama.” [1]
Sebagian menyebutkan perkataan yang dinisbatkan kepada Imam Zaman as yang mengatakan, “Kitab ini, cukup (kāfi) bagi para Syiah kami.” Disebutkan bahwa ucapan Imam as tersebut disampaikan ketika kitab ini ditunjukkan kepadanya, dan beliau memberikan penegaskan akan kesahihannya. [2]
Al-Kāfi Menurut Ulama Syiah
Syekh Mufid berkata, “Kitab ini adalah kitab terbaik Syiah yang memiliki fadhilah yang sangat besar.” [3]
Syekh Syahid memperkenalkan bahwa kitab ini tidak memiliki tandingan dalam bidang hadis di sisi Imamiah. [4]
Muhammad Taqi Majlisi menulis, “Kitab al-Kafi dari semua kitab Ushul, adalah yang terlengkap dan terbaik yang disusun Firqah Najiah (Imamiyah) .” [5]
Agha Buzurgh Tehrani menulis, “Al-Kafi adalah kitab yang menukil hadis dari Ahlulbait as dan tidak ada kitab yang ditulis mampu menyamainya.” [6]
Astar Abadi menukil dari pengakuan ulama dan guru-gurunya bahwa tidak ada kitab yang ditulis dikalangan Islam yang menyamainya. [7]
Ayatullah Khu’i menukil dari ucapan gurunya Ayatullah Muhammad Husain Naini bahwa kitab al-Kāfi tidak tertandingi dari sisi sanad riwayat dan keprofesionalan dalam penulisannya. [8]
Tujuan Penulisan Kitab
Sebagaimana yang dijelaskan sendiri dalam mukaddimah dari kitab yang ditulisnya, Al-Kulaini menyebutkan bahwa kitab al-Kāfi disusunnya berdasarkan permintaan seseorang yang menyebut diri saudara seagama. Al-Kulaini menulis sebagai jawaban atas permintaan tersebut sebagai berikut: Amma Ba’ad. Wahai saudaraku. Anda bertanya mengenai masyarakat yang tidak berilmu dan tidak pula beragama, karena orang beragama dari kalangan mereka hanya mengikut dan taklid pada nenek moyang dan orang-orang besar mereka. Anda mengingatkan mengenai masalah yang anda hadapi dan karena adanya perbedaan pendapat mengenai riwayat yang ada, andapun tidak mampu memahami masalah tersebut. Andapun berdiskusi dan membicarakannya kepada orang-orang berilmu namun tidak bisa anda percayai. Anda mengatakan menginginkan sebuah kitab yang cukup untuk semua cabang ilmu agama dan layak untuk diajarkan dan dijadikan acuan untuk berdalil bagi mereka yang menginginkan petunjuk. Alhamdulillah, Allah swt]] telah memudahkan penulisan kitab sebagaimana yang anda minta. [9]
Metode Penulisan
Sebagaimana yang dijelaskan al-Kulaini dalam mukaddimah kitab ini bahwa hadis-hadis yang ia susun berasaskan ajaran Al-Qur’an sehingga hadis-hadis yang ia dapat namun tidak sesuai dan mengandung materi yang bertentangan dengan Al-Qur’an maka ditolaknya. Syarat lainnya adalah kesesuaian isi riwayat tersebut dengan ijma’. Jika ia menemukan dua hadis yang satu sama lain bertentangan maka ia memilih hadis yang menurutnya lebih dekat pada derajat kesahihan[10]
Sistematika dan Keistimewaan
Al-Kulaini dalam penulisan kitab ini menggunakan kitab Ushul Arba’amia [400 kitab hadis yang disusun sahabat-sahabat Aimmah as] dan bertemu langsung dengan sejumlah sahabat Aimmah as yang masih hidup sehingga jarak dengan sumber hadis juga lebih dekat. Ia juga hidup sezaman dengan 4 wakil Imam Mahdi as sehingga memungkinkan untuk melakukan pengecekan benar atau tidaknya suatu hadis sehingga keontetikan hadis lebih terjaga. [11] Sistematika penyusunan hadis yang teratur dan tema pembahasan yang komplit dengan menyuguhkan berbagai persoalan ushul agama, cabang ) furu’ (dan akhlak adalah keistimewaan lain dari kitab ini. Dengan teliti ia menempatkan posisi hadis yang dalam pandangannya memenuhi persyaratan sahih pada setiap pembukaan bab dan setelah itu menempatkan hadis yang derajat kesahihannya lebih rendah. [12]
Isi Kitab
Kitab ini terdiri atas 3 bagian yaitu, Ushul al-Kāfi, Furu’ dan Rawdah. Ushul al-Kāfi memuat riwayat mengenai persoalan aqidah, Furu’ khusus memuat riwayat berkaitan dengan permasalahan fiqh dan ahkam syar’i sementara Rawdah al-Kafi lebih banyak bersinggungan dengan riwayat-riwayat tarikh dan lain-lain. Pada bagian Ushul al-Kāfi sendiri terdiri dari banyak kitab, salah satu diantaranya adalah kitab al-Hujjah.
Bab-bab dalam Kitab
Penulis kitab ini membagi hadis-hadis yang ada dalam tiga bagian besar.
Kandungan Ushul al-Kāfi
Ushul al-Kāfi sebagaimana sudah dijelaskan, memuat periwayatan yang berkenaan dengan masalah aqidah dan terdiri dari 8 kitab. Yaitu:
Furu’ al-Kāfi memuat riwayat-riwayat mengenai seputar fikih yang terdiri dari 26 kitab:
Raudhah al-Kāfi
Raudah al-Kāfi, meliputi hadis-hadis yang menyinggung banyak persoalan yang beraneka ragam dan tidak memiliki kekhususan dalam penyusunan. Sebagian berpendapat bahwa Raudah bukanlah termasuk bagian dari kitab al-Kāfi, [13]namun pendapat tersebut dibantah oleh Syeikh Najasyi dan Syeikh Thusi yang menegaskan bahwa Rawdah adalah bagian terakhir dari al-Kāfi[14]
Berikut diantara kategori hadis yang terdapat pada Rawdah al-Kāfi:
Takwil dan tafsir pada sebagian ayat al-Qur’an al-Majid.
Penjelasan dan pendapat Aimmah Maksumin as.
Mimpi dan jenis-jenisnya.
Seputar penyakit dan metode pengobatannya.
Proses penciptaan alam semesta dan sebagian dari fenomenanya.
Sejarah sebagian dari para nabi as.
Fadhilah Syiah dan kewajiban mereka.
Sebagian persoalan tarikh awal Islam dan masa kekhalifaan Amirul Mukminin as.
Imam Zaman as dan sifat-sifatnya, juga mengenai sahabat-sahabatnya dan karakteristik masa hidupnya.
Riwayat hidup sebagian sahabat dan kepribadiannya.
Jumlah Hadis dan Sebab Perbedaan Pendapat Mengenainya
Mengenai jumlah keseluruhan hadis dalam kitab al-Kāfi terdapat perbedaan pendapat. Yusuf Bahrani dalam kitabnya Laulat al-Bahrain menyebutkan terdapat 16.199 riwayat. Dr. Husain Ali Mahfudz dalam kata pengantar al-Kāfi menyebutkan jumlahnya 15.179 riwayat. Allamah Majlisi berpendapat ada 16.121 riwayat, dan sebagian lainnya khususnya ulama-ulama kontemporer seperti Syeikh Abd al-Rasul al-Ghaffar menyebutkan dalam al-Kāfi terdapat 15.503 hadis. Terjadinya perbedaan pendapat tersebut mengenai jumlah hadis dalam al-Kāfi disebabkan metode penghitungan yang berbeda. Misalnya sebagian riwayat disebutkan dalam dua sanad yang berbeda, satu pendapat menyebutkan bahwa itu ditetapkan hanya satu hadis, sebagian lain berpendapat bahwa dengan adanya dua sanad yang berbeda, maka dihitung sebagai dua hadis.
Contoh lainnya, riwayat mursal oleh satu pendapat tetap dihitung sebagai satu hadis, namun oleh pendapat lain karena kedudukannya yang mursal maka tidak termasuk dalam hitungan jumlah hadis. Sebagian lain berpendapat bahwa adanya penghitungan jumlah hadis yang berbeda disebabkan penggunaan naskah kitab yang berbeda. [15]
Sejumlah Syarah atas Kitab al-Kāfi
Kitab al-Kāfi sejak awal penyebarannya telah mendapat perhatian serius dari para ulama dan peneliti hadis, karenanya banyak bermunculan kitab yang ditulis khusus untuk mensyarah hadis-hadis yang tedapat dalam kitab al-Kāfi. Agha Buzurgh Tehrani dalam kitab al-Dzari’ah menyebutkan terdapat 27 kitab syarah al-Kāfi yang telah ditulis baik itu hanya pada bagian Ushul al-Kāfi maupun syarah kitab tersebut secara keseluruhan dan memperkenalkan 10 kitab syarah dari yang pernah ditulis tersebut. [16]
Diantara kitab syarah al-Kāfi yang terkenal adalah sebagai berikut:
Syarah al-Kāfi karya Mulla Sadra (w. 1050 H/1640)
Kitab al-Wāfi karya Faidh Kasyani (w. 1091 H/1680)
Mir’at al-‘Uqul karya Allamah Majlisi (w. 1110 H/1698)
Syarah al-Kāfi karya Mulla Shalih Mazandarani (w. 1110 H/1698)
Syarah al-Kāfi karya Mulla Khalil Qaswini yang ditulis dalam bahasa Persia yang dikenal dengan sebutan Shāfi «صافی» atau syarah dalam bahasa Arabnya disebut Syāfi «شافی»
Al-Rawasyih al-Samāwiyah fi Syarh al-Kāfi karya Sayid Muhammad Baqir Muhaqqaq Damad
Syarah al-Kāfi karya Amir Ismail Khatun Abadi
Tinggalkan Balasan