Doa Sahar (bahasa Arab: دعاء السحر) adalah doa-doa umum yang dibaca pada waktu sahar (dini hari) di bulan Ramadhan. Doa sahar yang paling terkenal adalah doa yang dinukil oleh Imam Ridha as dari Imam Baqir as. Doa sahar dimulai dengan frase «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ بَهَائِكَ بِأَبْهَاهُ وَ كُلُّ بَهَائِكَ بَهِيٌّ». Doa ini termaktub dalam kitab Mafatih al-Jinan dan muslim Syiah membaca doa ini pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Syarah-syarah atas doa ini telah ditulis, diantaranya adalah Syarah Doa Sahar Imam Khomeini. Doa ini juga dikenal dengan doa Baha’.
Sanad
Doa Sahar adalah doa-doa umum yang dibaca pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Doa sahar yang paling terkenal adalah doa yang dinukil oleh Imam Ridha as dari Imam Muhammad al-Baqir as. Sayid Ibnu Thawus dalam kitab Iqbal al-A’mal [1] menulis bahwa sanad doa ini berasal dari Syaikh Thusi hingga sampai kepada Muhammad bin Hasan Fadhal dan Ibnu Abi Qurrah dan dibahas dalam bab Amalan Sahar (waktu dini hari) bulan Ramadhan. Demikian juga Allamah Muhammad Bagir al-Majlisi dalam kitab Zad al-Ma’ad, [2] dan Syaikh Abbas Qummi dalam Mafatih al-Jinan [3] juga menukil doa sahar.
Kedudukan Doa Sahar
Ayyub bin Yaqthin menulis surat kepada Imam Ridha as dan menginginkan penjelasan tentang kebenaran doa ini. Imam menulis jawaban surat tersebut dengan mengatakan: Ya, doa ini adalah doa Imam Baqir as pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Ayahandaku menukil dari ayahandanya, Imam Baqir as bahwa beliau menukilkan: Ism A’dzam Allah swt ada dalam doa ini. Oleh karena itu setiap kali kalian berdoa, bersunguh-sungguhlah dalam berdoa karena di dalamnya mengandung ilmu dan hal itu hanya diketahui oleh ahlinya dan sembunyikan doa ini dari orang lain. Kaum munafik, orang-orang yang mendustakan dan para pengingkar adalah orang-orang yang bukan ahli doa ini dan doa ini merupakan doa mubahalah. [4]
Waktu Membaca
Sebagaimana yang telah diungkap dalam riwayat Imam Ridha as [5] waktu pembacaan doa sahar adalah di waktu dini hari bulan Ramadhan dan kaum Syiah membaca doa ini secara individu pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Di Iran, pada waktu dini hari bulan Ramadhan, doa ini disiarkan melalui radio-radio dan televisi-televisi.
Kandungan
Doa sahar terdiri dari 23 bait yang dimulai dengan frase «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ» Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari asmâ-Mu demi asmâ-Mu yang paling besar, sedangkan seluruh asmâ-Mu adalah besar. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh asmDoa Sahar (bahasa Arab: دعاء السحر) adalah doa-doa umum yang dibaca pada waktu sahar (dini hari) di bulan Ramadhan. Doa sahar yang paling terkenal adalah doa yang dinukil oleh Imam Ridha as dari Imam Baqir as. Doa sahar dimulai dengan frase «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ بَهَائِكَ بِأَبْهَاهُ وَ كُلُّ بَهَائِكَ بَهِيٌّ». Doa ini termaktub dalam kitab Mafatih al-Jinan dan muslim Syiah membaca doa ini pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Syarah-syarah atas doa ini telah ditulis, diantaranya adalah Syarah Doa Sahar Imam Khomeini. Doa ini juga dikenal dengan doa Baha’.
Sanad
Doa Sahar adalah doa-doa umum yang dibaca pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Doa sahar yang paling terkenal adalah doa yang dinukil oleh Imam Ridha as dari Imam Muhammad al-Baqir as. Sayid Ibnu Thawus dalam kitab Iqbal al-A’mal [1] menulis bahwa sanad doa ini berasal dari Syaikh Thusi hingga sampai kepada Muhammad bin Hasan Fadhal dan Ibnu Abi Qurrah dan dibahas dalam bab Amalan Sahar (waktu dini hari) bulan Ramadhan. Demikian juga Allamah Muhammad Bagir al-Majlisi dalam kitab Zad al-Ma’ad, [2] dan Syaikh Abbas Qummi dalam Mafatih al-Jinan [3] juga menukil doa sahar.
Kedudukan Doa Sahar
Ayyub bin Yaqthin menulis surat kepada Imam Ridha as dan menginginkan penjelasan tentang kebenaran doa ini. Imam menulis jawaban surat tersebut dengan mengatakan: Ya, doa ini adalah doa Imam Baqir as pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Ayahandaku menukil dari ayahandanya, Imam Baqir as bahwa beliau menukilkan: Ism A’dzam Allah swt ada dalam doa ini. Oleh karena itu setiap kali kalian berdoa, bersunguh-sungguhlah dalam berdoa karena di dalamnya mengandung ilmu dan hal itu hanya diketahui oleh ahlinya dan sembunyikan doa ini dari orang lain. Kaum munafik, orang-orang yang mendustakan dan para pengingkar adalah orang-orang yang bukan ahli doa ini dan doa ini merupakan doa mubahalah. [4]
Waktu Membaca
Sebagaimana yang telah diungkap dalam riwayat Imam Ridha as [5] waktu pembacaan doa sahar adalah di waktu dini hari bulan Ramadhan dan kaum Syiah membaca doa ini secara individu pada waktu dini hari bulan Ramadhan. Di Iran, pada waktu dini hari bulan Ramadhan, doa ini disiarkan melalui radio-radio dan televisi-televisi.
Kandungan
Doa sahar terdiri dari 23 bait yang dimulai dengan frase «اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ» Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari asmâ-Mu demi asmâ-Mu yang paling besar, sedangkan seluruh asmâ-Mu adalah besar. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh asmâ-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kemuliaan-Mu demi kemuliaan-Mu yang paling mulia, sedangkan seluruh kemuliaan-Mu adalah mulia. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh kemuliaan-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kehendak-Mu demi kehendak-Mu yang paling terlaksana, sedangkan seluruh kehendak-Mu pasti terlaksana. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh kehendak-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kekuatan-Mu demi kekuatan yang dengannya Engkau menguasai segala sesuatu,sedangkan seluruh kekuatan-Mu menguasai. Kemudian dilanjutkan dengan: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu supaya Engkau memenuhi segala yang kumohon, oleh karena itu, Ya Allah! Kabulkan permintaan kami. Pada akhir doa disebutkan bahwa ketika kita punya hajat maka berdoalah kepada Tuhan dan yakinlah bahwa permohonan tersebut akan dikabulkan oleh-Nya.
Syarah-syarah
Syarah-syarah atas doa Sahar:
Syarah doa Sahar, Syaikh Muhammad Saleh bin Mirza Fadhlullah Mazandarani Khairi.
Syarah Doa Sahar, Muhammad bin Sulaiman Tunikabuni
Syarah doa Sahar, Maula Hidayatullah bin Muhammad Husain Asytiyani, bahasa Persia. [6]
Syarah Doa Sahar, Imam Khomeini
Ma’arif Ilahi, Ahmad Zamardiyan.
Kemiripan dengan Doa Mubahalah
Pada hari Mubahalah (hari ke 24 Dzulhijjah) terdapat doa dengan nama doa Mubahalah [7] yang memiliki kemiripan dengan doa Sahar, namun memiliki perbedaan-perbedaan dan lebih panjang dari pada doa Sahar. Sayid Ibnu Thawus meyakini bahwa doa sahar adalah doa mubahalah juga. [8]
Penyelewengan oleh Bahai
Sekte Bahai terkait dengan doa ini memberikan pentakwilan yang tidak diterima oleh kaum Syiah dan tidak sesuai dengan budaya Islam. [9]â-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kemuliaan-Mu demi kemuliaan-Mu yang paling mulia, sedangkan seluruh kemuliaan-Mu adalah mulia. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh kemuliaan-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kehendak-Mu demi kehendak-Mu yang paling terlaksana, sedangkan seluruh kehendak-Mu pasti terlaksana. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu demi seluruh kehendak-Mu. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu (sedikit) dari kekuatan-Mu demi kekuatan yang dengannya Engkau menguasai segala sesuatu,sedangkan seluruh kekuatan-Mu menguasai. Kemudian dilanjutkan dengan: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu supaya Engkau memenuhi segala yang kumohon, oleh karena itu, Ya Allah! Kabulkan permintaan kami. Pada akhir doa disebutkan bahwa ketika kita punya hajat maka berdoalah kepada Tuhan dan yakinlah bahwa permohonan tersebut akan dikabulkan oleh-Nya.
Syarah-syarah
Syarah-syarah atas doa Sahar:
-Syarah doa Sahar, Syaikh Muhammad Saleh bin Mirza Fadhlullah Mazandarani Khairi.
-Syarah Doa Sahar, Muhammad bin Sulaiman Tunikabuni
-Syarah doa Sahar, Maula Hidayatullah bin Muhammad Husain Asytiyani, bahasa Persia. [6]
-Syarah Doa Sahar, Imam Khomeini
Ma’arif Ilahi, Ahmad Zamardiyan.
Kemiripan dengan Doa Mubahalah
Pada hari Mubahalah (hari ke 24 Dzulhijjah) terdapat doa dengan nama doa Mubahalah [7] yang memiliki kemiripan dengan doa Sahar, namun memiliki perbedaan-perbedaan dan lebih panjang dari pada doa Sahar. Sayid Ibnu Thawus meyakini bahwa doa sahar adalah doa mubahalah juga. [8]
Penyelewengan oleh Bahai
Sekte Bahai terkait dengan doa ini memberikan pentakwilan yang tidak diterima oleh kaum Syiah dan tidak sesuai dengan budaya Islam. [9]
Catatan kaki
Tinggalkan Balasan